PELAKSANAAN PASAL 7 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2019 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DI DESA PELUMUTAN KECAMATAN KEMANGKON KABUPATEN PURBALINGGA

Pokok masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana Pelaksanaan Pasal 7 Ayat (1)
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Di Desa Pelumutan Kecamatan
Kemangkon Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini mengkaji terkait perubahan
Undang-Undang Perkawinan yang mengatur tentang usia minimal untuk menikah.
Penelitian di suatu desa ini akan mencari jawaban dari pelaksanaan perkawinan yang
dilaksanakan di desa tersebut apakah masyarakat setempat sudah sepenuhnya
mematuhi peraturan Undang-Undang Perkawinan atau belum. Apabila terjadi
penyimpangan dalam Undang-Undang Perkawinan ini, maka peneliti harus mencari
jawaban atas apa yang menyebabkan terjadinya penyimpangan terhadap Undang�Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Data perkawinan dari bulan Oktober tahun 2019
hingga Januari 2022, ditemukan adanya perkawinan yang menyimpang dari ketentuan
Pasal 7 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, sehingga pelaksanaan
perkawinannya perlu dilengkapi beberapa syarat yang harus dipenuhi sesuai dengan
peraturan yang tertulis dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Hasil
penelitian ditemukan 3,2 persen masyarakat yang menyimpang dari ketentuan Pasal 7
Ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang�Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, namun pemerintah desa setempat
harus selalu mensosialisasikan terkait Undang-Undang Tersebut dan selalu menekan
masyarakat untuk lebih memperhatikan kegiatan/pola sosial anak agar anak tidak
terlepas dari berbagai haknya misalnya tumbuh dan berkembang dengan baik serta
dapat menikmati pendidikan yang setinggi-tingginya, karena anak adalah generasi
penerus bangsa.