ANALISIS GEOMETRIK JALAN TERHADAP KECELAKAAN LALU LINTAS (STUDI KASUS RUAS JALAN RAYA LUMBIR KM.8 – KM. 11)

Jalan Raya Lumbir merupakan jalan nasional yang dilalui berbagai macam
kendaraan termasuk kendaraan bermuatan berat menuju ke daerah perkotaan yang
merupakan jalan dengan aksesibilitas tinggi dengan kondisi rawan kecelakaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kecelakaan diruas jalan raya Lumbir,
mengetahui hubungan antara kondisi geometric jalan dengan terjadinya kecelakaan dan
mengetahui upaya penanggulangan keselamatan lalu lintas pada ruas jalan raya
Lumbir.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data
primer meliputi data kecepatan rata-rata di lapangan, kondisi geometrik jalan dan data
LHR yang diperoleh dari survei di lapangan. Sedangkan data sekunder meliputi data
kecelakaan lalu lintas yang diperoleh dari Satlantas Kabupaten Banyumas dan data
LHR yang diperoleh dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) provinsi
Jawa Tengah. Tahapan analisis lokasi daerah rawan kecelakaan adalah dengan
melakukan survei langsung di lapangan dan melakukan wawancara kepada warga
sekitar untuk mengetahui titik lokasi yang rawan kecelakaan. Untuk menentukan
klasifikasi jalan dengan menggunakan data LHR yang diperoleh dari BBPJN pada
tahun terakhir. Kemudian untuk mengetahui hubungan geometrik jalan dengan tingkat
kecelakaan dilakukan dengan menghitung kecepatan rata-rata di lapangan, menghitung
besar jari-jari tikungan di lapangan, menghitung superelevasi, derajat kelengkungan
dan kelandaian jalan pada lokasi yang telah ditentukan dengan menggunakan aplikasi
AutoCAD Civil 3D. Dari perhitungan tersebut menunjukan besarnya pengaruh
geometrik jalan pada ruas jalan raya Lumbir (Km. 8 – Km. 11).
Hasil dari analisis diketahui lokasi daerah rawan kecelakaan adalah pada
tikungan 1 Cidora, tikungan 2 Cidora dan turunan Kalisalak. Pada tikungan 1 Cidora
diperoleh jari-jari tikungan sebesar 25,53 m, superelevasi sebesar 3,44%, derajat
kelengkungan sebesar 39°. Pada tikungan 2 Cidora diperoleh jari-jari tikungan sebesar
44,22 m, superelevasi sebesar 11,36%, derajat kelengkungan sebesar 33°. Pada turunan
Kalisalak diperoleh kelandaian jalan sebesar 3,71%. Dari hasil analisis data dari
lapangan untuk nilai jari-jari tikungan, superelevasi dan derajat klengkungan tidak
memenuhi standar Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota tahun 1997
sehingga berpengaruh terhadap tingkat kecelakaan.